Trip to Belitung: Day 1

Akuh ke Belitooooooooong!! YeeHa!

Cerita berawal dari kalender 2014 yang menunjukkan ada tanggal merah di hari jumat. Lumayan bisa dapet tiga hari libur, Jumat-Sabtu-Minggu.. Dan, dari beberapa pilihan destinasi liburan, jatuhlah kepada kota Laskar Pelangi ini aka Belitung πŸ˜€ . Kami berangkat berlima, dan pakai jasa tour & travel. Setelah banyak searching internet, keberuntungan ada pada www.belitungisland.com. Wajar saja mereka beruntung, karena mereka akan didatangi wisatawan-wisatawan yang cantik jelita nan manis rupawan.. Hahahaha… πŸ™„ Β  Β  :mrgreen:

Yap! Narsis dulu yap! πŸ˜‰

Ada beberapa alternatif buat yang mau ke Belitung (dari Jakarta yaa..). Yang paling praktis, yang saya lakukan, adalah dengan jalur udara Jakarta-Tanjung Pandan. Dari Jakarta sendiri ada beberapa airlines yang melayani rute ke Tanjung Pandan. Diantaranya ada Citilink dan Sriwijaya Airlines. Karena ga mau rugi, kami berangkat dengan pesawat paling pagi, Citilink 05.55 WIB. Dan kembali dengan pesawat paling sore, Sriwijaya 15.55 WIB. Alternatif lain adalah dengan ke Pulau Bangka terlebih dahulu, lalu melanjutkan via jalur udara lagi atau jalur laut.

Menggunakan jasa tour adalah salah satu cara yang praktis. Itinerary sehari-hari bisa disusun oleh mereka, bisa juga sesuai keinginan kita. Bahkan kita bisa minta bantu dicarikan tiket pesawat dan hotel yang cocok. Ada kelebihan, ada kekurangannya juga. Kekurangannya yaa diharga. Mayoritas tour & travel memberi harga yang mahal bila peserta yang ikut sedikit. Akan lebih menguntungkan bila pesertanya banyak, karena harganya bisa dipangkas, atauuu option lain adalah dengan ikut open trip alias trip terbuka, dimana semua orang bisa daftar ikutan yang biasanya tawaran harganya lebih menarik. πŸ˜‰

Tiba di belitung kami langsung dijemput oleh Pak Gito, guide dari belitungisland.com yang akan menemani kami selama tiga hari kedepan berkeliling belitung. Sesuai itinerary yang sudah disepakati sebelumnya, di hari pertama kami akan berkunjung ke wilayah Belitung Timur. Namun karena kami berangkat sebelum matahari terbit (read: solat subuh di pesawat), dan tidak membeli additional meals di pesawat (read: bukan pelit tapi meng”hemat”), jadilah kami minta Pak Gito untuk mengantarkan kami ke rumah makan khas belitung. Sayangnya hari pertama kami di Belitung bertepatan dengan Tahun Baru China. Keinginan untuk mencicipi Mie Atep yang terkenal itu pun kandas… Keluarga penjual Mie Atep sedang merayakan Imlek, jadi toko mereka pun tutup. Huhuuuu… πŸ˜₯ πŸ˜₯ πŸ˜₯

Tak kehabisan akal, Pak Gito mengajak kami ke Warung Mak Jannah, dengan speciality nya Soto Belitong. Untungnya pula, Mak Jannahnya juga menjual Mie Belitung. Jadiii dua-duanya deh tercicipi langsung. Nyammmm… πŸ˜€

Di depan warungnya Mak Jannah..

Selesai mengisi perut, kami langsung tancap gassssss menuju Belitung Timur. Dari pusat kota Tanjung Pandan ke daerah Manggar butuh waktu kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan ini membuat saya teringat akan jalan-jalan ibukota yang, pada saat kami tinggalkan, penuh dengan kerusakan. Hancur sana sini. Lobang sana sini. Gak dijalan tol, gak dijalan biasa.. πŸ˜₯ Berbanding terbalik dengan jalanan di Pulau Belitung ini. Walau tidak sebesar jalan-jalan di Ibukota, namun mayoritas jalan yang saya lewati teraspal dengan sempurna, berikut marka jalan yang kelihatan jelas.

Destinasi pertama adalah Vihara Budhayana Dewi Kwan Im. Vihara ini adalah pusat ibadah kong fu chu terbesar di Belitung. Letaknya diatas bukit (atau gunung yah?) menghadap ke laut lepas. Pak Gito memperkenalkan kami ke penjaga viharanya yang,,, namanya saya lupaaa.. “Aduuuh,, maap ya bapaaaaak.. Bukan maksud melupakan, tapi apa daya,, saya sudah punya suamiiii…” #Lah??

Jadiii,, si bapaknya cerita,, kalau asal muasal vihara ini adalah ketika pada jaman dahulu kala ada nelayan yang nemuin patung budha atau patung dewi gituu diiii pantai dekat si vihara ini. Terus orang-orang daerah ini bilang bahwa itu pertanda baik yang bisa melindungi kampung mereka dari pengaruh roh jahat. Sebagai ungkapan terima kasih, dibuatlah Vihara Dewi Kwan Im inii… Kurang lebih begitu ceritanya.. πŸ™‚

Viharanya dibangun diatas bukit-bukit batu gituuu…

Dekat dengan vihara ada Pantai Burung Mandi, pantai tempat ditemukannya patung legenda vihara dewi kwan im, yang juga menjadi destinasi kedua kami. Berhubung cuacanya lagi panas banget, dan angin yang kencang, kami disini ga berapa lama. Only to take some photos terus lanjut ke destinasi berikutnya. Berhubung juga kami mengejar solat Jumat buat KangMan, PakKomandan, dan Pak Gito.

Foto panorama pantai burung mandi.. Ombak + angin + mataharinya lagi bersemangat banget hari ini..

Sambil menuju ke Mesjid, Pak Gito menyempatkan kami mampir ke Pantai Serdang. Pantai ini terkenal dengan perahu katir, sejenis perahu nelayan, yang berwarna warni.

Mencari mesjid besar di Belitung ga sesusah yang saya kira. Di tiap wilayah, pasti ada satu atau dua mesjid yang melaksanakan Salat Jumat. Dari Pantai Serdang ke tempat kami makan siang saja, ada dua mesjid besar yang dilewati. Setelah mendrop para pria di mesjid, Pak Gito mengantar para gadis-gadis (ceile) ke restoran tempat kami makan siang. Tadinya kami mau nunggu aja di mesjid, toh cuma sebentar ini solat jumatnya. Tapi Pak Gito bersikukuh mengantarkan kami ke restoran,, yanggg ujung-ujungnya ga bikin kami menyesal karena restorannya unik jadi bisa banyak foto-foto. Hahahahahaha…. πŸ˜† Β πŸ˜†

Ini salah satu objek foto di restorannya..

MuttuR di halaman belakang restorannya..

Tempat kami makan siang adalah di salah satu restoran di Kota Manggar, namanya Restoran Fega. Menu yang diberikan cukupΒ  wow, dan tergolong enak. Lauknya komplit, dari ikan, ayam, sayur, semua ada. Oya, genjer sambel terasi sama oseng-oseng kangkungnya wuenaaak.. Nyam nyam..

Edit 8

Selesai santap siang, kami lanjut ke destinasi utama hari pertama… Jejak Laskar Pelangi..

TKP pertama adalah Museum Kata Andrea Hirata. Museum ini dulunya rumahnya Om Andrea Hirata, si penulis novel fenomenal Laskar Pelangi. Di dalamnya ada banyak bingkaian kata-kata dari Om Andrea, ada juga beberapa foto besar salah satu scene dalam film Laskar Pelangi, dan yang uniknya, dibelakang Museum ini ada warung kopi yang bernama Kuli Kula. Kalau kesini, jangan lupa icip-icip kopinya. Mut sih nyicipin kopi susunya.. Dan rasanyaaa,,, aaaaaaahhhh tiada duanyaa! Hahahaha…

Edit 9

Edit 10

Dari Museum Kata, kami lanjut ke replika sekolah laskar pelangi. Hampir menyerupai sekolah yang ada di filmnya. Ada pagar sekolahnya, dan potongan pohon besar yang menyangga bangunan sekolah agar tidak jatuh dipinggirnya. Persissss seperti film Laskar Pelangi nya..

Edit 14

Selesai melihat sekolah laskar pelangi Pak gito pun mengajak kami untuk kembali ke Kota Tanjung Pandan.Β Tempat istirahat kami selama 2 malam di Belitung jatuh pada Hotel Bahamas. Buat yang mau menginap disini, ada baiknya memesan kamar lantai dasar. Apalagi kalau membawa nini-nini kaki-kaki, eh, kakek-kakek. Soalnya, walaupun termasuk hotel berbintang, Hotel Bahamas belum mempunyai lift untuk ke lantai-lantai atas. Walaupun lantai teratasnya hanya tiga lantai, tapi buat opa-opa oma-oma kan kasihan juga kaliiiiii… -______-

Keunggulannya hotel ini adalah taman belakang yang langsung berhubungan ke laut. Jadi di sore hari, kita bisa melihat laut surut. Dan di pagi hari, bisa juga melihat laut pasang. Untuk kamarnya sendiri termasuk standar kamar hotel biasa.

Naaah,, gangan nya yang di foto atas tuuuw..

Untuk makan malam, Pak Gito mengajak kami bersantap di restoran Berage, tak jauh dari Hotel. Lauknya pun mantap… Ada ikan, udang, cumi, dan gangan. Gangan adalah makanan khas dari Belitung juga. Berbentuk sop kuah kuning yang bisa diisi dengan ikan (gangan laut) atau daging (gangan darat), ada juga irisan nanas mudanya. Yang kami makan malam ini adalah gangan darat, yang langsung cocok dilidah.. Nyam..

Ceritanya lanjut di Day 2 yaaaa… πŸ™‚